Investasi adalah salah satu cara yang efektif untuk mencapai tujuan keuanganmu. Dilansir melalui artikel oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), “investasi” dapat didefinisikan sebagai upaya membelanjakan sejumlah uang atau dana pada sesuatu hal yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Adapun instrumen investasi dapat berupa : properti, surat berharga (deposito, saham, obligasi), logam mulia, perhiasan, atau bentuk lainnya. Namun demikian, seperti halnya dengan keputusan finansial, investasi tidak lepas dengan risiko. Bagi Anda yang mau memulai investasi, berikut adalah panduan untuk membantu Anda memahami risiko agar dapat mengambil keputusan dengan lebih baik.
Apa Itu Risiko Investasi?
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya kerugian dari investasi yang dilakukan. Risiko ini dapat datang dalam berbagai bentuk, seperti:
- Risiko Pasar (Market Risk): Perubahan harga pasar yang bisa mempengaruhi nilai investasi Anda. Kerugian investasi dapat muncul karena pergerakan harga yang merugikan instrumen terkait.
- Risiko Kredit (Credit Risk): Risiko ini terjadi karena pihak yang berhutang tidak mampu membayar kewajibannya kembali. Hal ini dapat terjadi dalam investasi obligasi atau surat utang kepada suatu perusahaan atau pemerintah.
- Risiko Likuiditas (Liquidity Risk): Risiko ini berkaitan dengan kemampuan Anda sebagai investor untuk menjual investasinya dalam waktu yang wajar dengan harga yang wajar. Beberapa jenis investasi mungkin sulit untuk dijual secara instan, seperti properti. Sebelum berinvestasi, penting bagi Anda untuk mempertimbangkan tingkat likuiditas dari instrumen tersebut.
- Risiko Inflasi (Inflation Risk): Risiko ini terjadi ketika terdapat penurunan daya beli uang akibat inflasi yang dapat mengurangi nilai uang Anda.
- Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk): Risiko ini terjadi ketika terdapat perubahan tingkat suku bunga yang dapat mempengaruhi nilai investasi, terutama investasi yang sensitif terhadap perubahan suku bunga.
Pahami Profil Risiko
Sebelum memulai investasi, pahami juga profil risiko Anda. Profil risiko adalah cara Anda untuk mengukur seberapa besar kemampuan dan kesediaan Anda menanggung risiko dalam berinvestasi. Berdasarkan artikel oleh OJK, umumnya terdapat 3 profil risiko seseorang dalam berinvestasi, yaitu:
1. Konservatif
Investor dengan profil risiko ini cenderung menghindari risiko tinggi dan lebih memilih instrumen investasi yang stabil dan aman, seperti obligasi dan deposito. Tingkat keuntungan mungkin lebih kecil, namun risikonya juga cenderung rendah. Profil ini cocok untuk investor yang mengutamakan keamanan modal.
2. Moderat
Investor dengan profil risiko Moderat memiliki toleransi risiko yang lebih seimbang. Mereka bersedia mengambil beberapa risiko untuk mendapatkan potensi keuntungan yang lebih tinggi, namun pada saat yang bersamaan, tetap masih mencari keamanan dalam berinvestasi. Kombinasi instrumen seperti saham, obligasi, dan aset tetap dapat menjadi pilihan.
3. Agresif
Investor Agresif memiliki toleransi risiko yang lebih tinggi dan siap untuk berinvestasi pada instrumen yang berpotensi memberikan keuntungan besar. Contoh instrumen yang cocok untuk investor dengan profil risiko ini termasuk saham dan peer to peer lending.
Simak juga: Deposito vs Saham: Investasi Apa Yang Terbaik untuk Anda?
Lalu, Bagaimana Caranya Mengelola Risiko?
Meminimalisir risiko adalah kunci melalukan investasi yang sukses. Berikut adalah beberapa strategi untuk membantu Anda meminimalkan risiko investasi:
1. Diversifikasi
Diversifikasi adalah mengalokasikan dana Anda ke beberapa jenis aset atau instrumen investasi yang berbeda. Prinsip ini juga dapat disederhanakan dengan pepatah: “Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang.” Dengan cara ini, Anda dapat meminimalisir risiko penurunan nilai investasi jika salah satu instrumen investasi mengalami kerugian.
2. Melakukan Riset
Melakukan riset secara menyeluruh untuk memperbarui wawasan Anda tentang kondisi pasar, tren industri, dan faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai investasi juga dapat membantu mempersiapkan Anda untuk mengambil keputusan investasi yang lebih baik dan meminimalisir risiko investasi terkait.
3. Tentukan Tujuan Investasi
Jangka waktu investasi Anda akan mempengaruhi strategi manajemen risiko yang Anda pilih. Jika Anda berinvestasi untuk tujuan jangka pendek, Anda mungkin ingin memilih instrumen investasi dengan risiko yang lebih rendah, seperti deposito, obligasi atau reksa dana pasar uang. Namun, jika Anda berinvestasi untuk tujuan jangka panjang seperti pensiun, Anda mungkin dapat mentoleransi fluktuasi jangka pendek dan memilih instrumen investasi dengan risiko yang lebih tinggi seperti saham, karena Anda memiliki lebih banyak waktu untuk memulihkan potensi kerugian. Semakin lama jangka waktu investasi Anda, semakin besar kemungkinan Anda untuk mengatasi volatilitas pasar. Oleh karena itu, investor jangka panjang seringkali memiliki kemampuan untuk mengambil risiko yang lebih besar dengan potensi keuntungan yang lebih tinggi.
4. Jangan Biarkan Emosi Mengendalikan
Pasar investasi sering kali berfluktuasi, terutama untuk instrumen dengan risiko tinggi seperti saham. Salah satu kesalahan terbesar yang umum dilakukan oleh investor adalah bertindak berdasarkan emosi, seperti panik pada saat kondisi pasar sedang tidak berjalan sesuai harapan atau euforia pada saat harga suatu instrumen investasi melonjak. Ketika pasar sedang tidak berjalan sesuai harapan, ada kecenderungan untuk menjual investasi pada saat yang tidak menguntungkan. Sebaliknya, ketika harga suatu instrumen sedang melonjak naik, banyak investor tergoda untuk membeli di puncak. Ini dapat menyebabkan kerugian yang tidak perlu. Maka, penting bagi Anda untuk tetap berpegang teguh pada rencana investasi awal dan berfokus pada fundamental dari investasi Anda.
5. Konsultasi dengan Penasihat Keuangan
Jika Anda masih merasa bingung atau tidak yakin dengan langkah yang harus diambil, berkonsultasilah dengan penasihat keuangan profesional. Mereka dapat membantu Anda untuk mengevaluasi profil risiko, tujuan, serta membuat strategi investasi yang sesuai dengan kondisi keuangan Anda. Penasihat keuangan juga dapat memberikan panduan tentang cara terbaik mengelola portofolio Anda di tengah perubahan kondisi pasar.
Jadi, bagaimana dengan profil risiko dan rencana investasi Anda? Jika Anda adalah tipe investor yang mengutamakan instrumen investasi dengan risiko rendah namun dengan tingkat imbal hasil yang menjanjikan, Anda dapat mengembangkan aset melalui produk Deposito Bank Luna!